jpnn.com, JAKARTA - Optik Tunggal meluncurkan program CSR Katarak Kongenital atau katarak bawaan sejak lahir, yang bisa menghambat perkembangan kognitif, sosial dan emosional anak.
Alexander F Kurniawan, CEO Optik Tunggal menjelaskan program CSR ini sejalan dengan visi perusahaan untuk meningkatkan kualitas penglihatan generasi Indonesia, dengan melibatkan tenaga medis, mitra strategis, dan komunitas.
Hingga kini, ratusan anak di lebih dari 20 daerah terpencil di Indonesia telah merasakan manfaatnya.
“Kami percaya setiap anak berhak melihat dunia dengan jelas, tanpa terhalang oleh keterbatasan yang sebenarnya bisa diatasi. Setiap senyum yang muncul setelah mereka mengenakan kacamata pertama adalah pengingat bahwa perjuangan kami belum berakhir. CSR ini komitmen jangka panjang Optik Tunggal yang lahir dari keyakinan mendalam, bukan hanya untuk membantu pasca operasi, tetapi juga memastikan setiap anak mendapat dukungan visual yang tepat, menyeluruh, dan berkelanjutan untuk masa depan mereka,” ujar Alexander Kurniawan.
Alexander menuturkan tim lapangan bekerja dengan ketelitian dan dedikasi tinggi dalam mengukur kacamata untuk anak-anak penerima manfaat. Setiap proses dimulai dari pemeriksaan detail kondisi mata, pemilihan lensa dengan presisi khusus dari ZEISS yang memang dirancang untuk kebutuhan pascaoperasi, hingga penyesuaian bentuk frame yang kecil agar sesuai dengan anatomi wajah anak.
Dengan teknologi lensa ZEISS, kacamata khusus yang seharusnya tebal dan berat dapat dibuat lebih tipis, ringan, dan nyaman, sehingga memudahkan anak-anak untuk memakainya setiap hari tanpa merasa terbebani.
Seluruh upaya ini dilakukan oleh tim Optik Tunggal dengan ketulusan, karena mereka percaya bahwa setiap kacamata yang diberikan bukan hanya produk, melainkan wujud nyata kepedulian dan harapan untuk masa depan anak-anak Indonesia.
“Kami selalu ingat senyum pertama anak saat melihat jelas. Itulah alasan kami membuat kacamata khusus yang bukan hanya presisi, tetapi juga nyaman dan menyenangkan untuk dipakai anak setiap hari. Rasa bahagia itu tidak ternilai, karena kami tahu di balik senyum tersebut ada kehidupan yang berubah, dan kami bersyukur bisa menjadi bagian dari kebahagiaan itu,” tutur Alexander F Kurniawan.