jateng.jpnn.com, SEMARANG - Protes datang dari para buruh PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di tengah proses penyidikan kasus dugaan korupsi yang menjerat petinggi perusahaan tekstil raksasa tersebut.
Melalui Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Jawa Tengah, para buruh mendesak Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk menghentikan langkah penyitaan terhadap aset-aset Sritex yang masuk dalam boedel pailit.
"Kami minta Kejagung tidak ikut berebut harta pailit Sritex yang sudah ditetapkan oleh pengadilan," tegas Ketua FKSPN Jawa Tengah, Nanang Setyono, Selasa (9/7).
Sebelumnya, Kejagung dikabarkan telah menyita puluhan mobil dari gudang milik Sritex di Sukoharjo pada Senin (7/7), sebagai bagian dari pengusutan dugaan korupsi pencairan kredit yang ditaksir merugikan negara hingga Rp692 miliar.
Namun Nanang menyebut aset-aset yang disita itu dibeli jauh sebelum skandal kredit itu muncul. Sehingga menurutnya, penyitaan tersebut justru berpotensi merugikan ribuan buruh yang menjadi kreditur utama dalam proses kepailitan.
"Buruh tidak ingin kehilangan hak. Proses pemberesan aset sudah berjalan. Bulan Juli seharusnya mulai lelang aset, bukan malah disita untuk perkara lain," tegasnya.
Nanang mengungkapkan bahwa para buruh telah meminta kurator untuk melayangkan keberatan hukum terhadap langkah Kejagung tersebut. Jika penyitaan terus dilakukan, buruh mengkhawatirkan pelunasan hak pesangon dan gaji akan mandek tanpa kepastian.
"Ini mencederai rasa keadilan buruh. Kami butuh kejelasan pembayaran hak, bukan tarik-menarik antar instansi," ujar dia.