Benih Sapujagat

2 hours ago 3

Oleh: Dahlan Iskan

Benih Sapujagat

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Dahlan Iskan. Foto: dok JPNN.com

jpnn.com - Orang Tiongkok itu masih di Jakarta. Orang Indonesia itu masih di Beijing. Mereka bikin janji: bertemu di Changsha, ibu kota provinsi Hunan.

Saya –orang Indonesia itu– bisa terbang langsung dari Beijing ke Changsha. Dua jam penerbangan.

Benih SapujagatBersama kawan mendatangi pusat riset benih padi Longping. Insert mendiang Prof Yuan Longping.--

Ia, orang Beijing itu, harus terbang dulu dari Jakarta ke Guangzhou. Lima jam. Transit. Lalu terbang lagi ke Changsha. Satu jam.

Dalam jadwal seperti itu saya bimbang. Naik pesawat atau naik kereta cepat. Saya sering bimbang seperti itu. Begitu juga umumnya orang di Tiongkok.

Akhirnya saya putuskan naik pesawat. Dua jam sampai. Saya akan tiba di Changsha sedikit lebih awal dari teman yang datang dari Jakarta.

Kami sepakat saling tunggu di bandara –siapa yang tiba lebih dulu harus menunggu.

Ternyata saya tiba satu jam lebih lambat. Ia yang menunggu. Saya pun menyesal: kenapa tidak naik kereta cepat saja.

Tiongkok menetapkan Longping menjadi ilmuwan luar biasa. Sampai hari ini baru ada sembilan ilmuwan Tiongkok yang mendapat penghargaan tertinggi negara itu.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |