kalsel.jpnn.com, BANJARBARU - Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menyertifikasi 5.700 ton palm kernel expeller (PKE) atau bungkil kelapa sawit dengan nominal mencapai Rp10,3 miliar sebelum diberangkatkan melalui Pelabuhan Kotabaru ke Provinsi Jawa Timur.
“Petugas di Satuan Pelayanan Kotabaru terlebih dahulu memeriksa PKE meliputi pemeriksaan fisik, kesesuaian jenis dan jumlah, serta kelengkapan dokumen, serta pengambilan sampel untuk keperluan uji laboratorium,” kata Kepala Karantina Kalsel Erwin AM Dabuke di Banjarmasin, Selasa.
Dalam pemeriksaan, dia menjelaskan petugas dengan cermat memperhatikan PKE guna memastikan komoditas yang akan dikirim terbebas dari hama gudang.
“Komoditas dari ampas sawit ini laris manis di pasar domestik dan mancanegara,” ujar Erwin.
Erwin menuturkan, PKE yang merupakan hasil sampingan (ampas) dari proses ekstraksi minyak inti sawit dan banyak dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.
Selain ketersediaan yang melimpah dan harga yang kompetitif, PKE menjadi salah satu komoditas produk turunan kelapa sawit unggulan asal Provinsi Kalsel yang banyak diperdagangkan di pasar domestik hingga internasional.
Setelah komoditas tersebut dinyatakan memenuhi syarat, karantina menerbitkan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area (KT-3) sebagai jaminan bahwa komoditas telah memenuhi standar yang dipersyaratkan Badan Karantina Indonesia.
“Dengan adanya pemeriksaan karantina, kami berharap komoditas asal Provinsi Kalsel dapat selalu terjaga kualitasnya,” ujar Erwin. (antara/jpnn)
