jpnn.com, JAKARTA - Peneliti senior Citra Institute Efriza menyatakan isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar yang mendapatkan "restu" dari Istana masih sebatas klaim.
Menurutnya, hal itu dilontarkan agar isu munaslub memperoleh dukungan dari penguasa.
"Jika pun benar dapat restu, ini menunjukkan stabilitas internal Partai Golkar tidak bisa dilepaskan dari kepentingan politik nasional dan keinginan Presiden Prabowo agar kekuatan partai-partai politik solid mendukung dirinya," kata Efriza kepada JPNN.com, Senin (4/8).
Dia menyebutkan dalam konteks isu adanya “restu Istana” diduga sekadar hanya untuk menjadi pemicu, bukan penentu dari terselenggaranya Munaslub.
Menurutnya, pertarungan sesungguhnya tetap akan berlangsung di arena internal Golkar.
Efriza mengatakan jika keinginan di daerah-daerah, elite partai di tingkat pusat, dan faksi-faksi kuat untuk terjadinya munaslub, isu ini bisa semakin menguat.
"Sebab, Golkar dikenal sebagai partai dengan basis pragmatisme tinggi dan loyalitas yang sangat tergantung pada kepentingan politik dari terakomodirnya kepentingan faksi-faksi di dalamnya," jelas Efriza.
Dia juga menjelaskan isu munaslub menunjukkan tidak solidnya dukungan terhadap kepemimpinan Bahlil, bahkan mungkin saja belum pernah solid sejak awal dukungan internal Golkar terhadap dirinya.
