jpnn.com - PEKANBARU - Peringatan Hari Ulang Tahun ke-68 Provinsi Riau pada 2025 ini diwarnai gelaran Pekan Budaya Melayu Serumpun.
Acara yang digelar di Jalan Sultan Syarif Kasim, Jumat (8/8) malam menjadi ajang memperkuat jati diri masyarakat Riau di tengah arus globalisasi.
Gubernur Riau Abdul Wahid mengatakan pelestarian adat dan budaya Melayu merupakan bagian dari menjaga muruah dan identitas daerah.
“Sebagaimana tunjuk ajar Melayu, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, adat dijaga muruah di sanjung. Tema tahun ini, Merawat Tuah Menjaga Marwah", menegaskan takkan Melayu hilang di bumi,” katanya.
Dalam kesempatan itu, dia mengulas sejarah peradaban Riau, yang dibangun di empat sungai besar, yakni Indragiri, Kampar, Rokan dan Siak, yang menjadi pusat tumbuhnya masyarakat Melayu.
Dia menjelaskan bahwa Pekan Budaya Melayu Serumpun bukan sekadar pesta seni, tetapi pengingat bahwa Tanah Melayu Riau pernah menjadi pusat peradaban besar di kawasan Selat Malaka.
“Konsep Riau sebagai rumah rumpun Melayu adalah cita-cita besar menjaga kesatuan budaya, mempererat hubungan serumpun, dan mewariskannya kepada generasi penerus,” terangnya.
Abdul Wahid juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon.