jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal World Zakat and Waqf Forum (WZWF), H.E. Datuk Dr. Ghazali Md, menegaskan perlunya arsitektur baru filantropi global untuk menjawab krisis kemanusiaan dan ketimpangan yang terus meningkat.
Dia menilai Indonesia, melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI, memiliki peran strategis dalam mendorong tata kelola zakat dan wakaf yang adil dan inklusif.
“Kami membutuhkan kerangka baru yang menggabungkan keadilan, solidaritas, dan kasih sayang,” ujarnya di ICONZ ke-9 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (11/12).
Datuk Ghazali menyebut dunia berada dalam kondisi rapuh akibat ketimpangan kekayaan ekstrem, konflik berkepanjangan, hingga meningkatnya kebutuhan kemanusiaan yang tidak sepenuhnya mampu diatasi pemerintah.
“Sepuluh persen orang terkaya menguasai 90 persen kekayaan dunia. Dunia membutuhkan kompas moral baru,” katanya.
Dia menegaskan bahwa keuangan sosial Islam, terutama zakat dan wakaf, memiliki potensi besar menjadi solusi sistemik atas tantangan kemanusiaan global.
Menurutnya, zakat dan wakaf bukan hanya kewajiban keagamaan, tetapi instrumen kebaikan publik yang memberi manfaat bagi pemerintah, komunitas, dan individu. “Ini adalah instrumen yang mendukung semua sektor,” ujarnya.
Datuk Ghazali juga menyoroti Indonesia dan Malaysia sebagai rujukan global dalam modernisasi sistem zakat dan wakaf.












































