jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah menyebut Ketum ProJo Budi Arie Setiadi tentu memiliki kalkulasi politik tertentu ketika berminat bergabung ke Partai Gerindra yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.
"Kalau Budi Arie hari ini mengiring ProJo ke Gerindra, kepada Bapak Prabowo, logika politiknya barangkali seperti itu," kata Said menjawab awak media di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/11).
Ketua Banggar DPR RI itu mengaku tak bisa menduga-duga latar belakang politik yang membuat Budi Arie merapat ke Gerindra.
Misalnya, soal kemungkinan Budi Arie ke Gerindra agar bisa menitipkan putra Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) sekaligus Wapres RI Gibran Rakabuming Raka kepada Prabowo.
"Apakah ada sesuatu yang disembunyikan oleh Budi Arie? Tentu Budi Arie yang lebih tahu, bahwa dia mendukung Bapak Prabowo sambil akan bonceng sesuatu di belakangnya dengan menitip Pak Gibran, umpamanya, ya, biasa-biasa saja. Kan, itu strategi politik saja," ujarnya.
Namun, Said tidak percaya apabila Budi Arie merapat ke Gerindra agar eks Menteri Koperasi itu tidak ditangkap dalam kasus judi daring atau online.
"Saya tidak melihat dari sisi itu, karena bagi Gerindra itu bukan tempat kumpulannya para kriminal. Gerindra itu bukan tempat kumpulannya orang yang kena-kena perlindungan pidana," ujarnya.
Budi Arie mengatakan Gerindra tentu akan marah ketika perpindahan Budi Arie demi memperoleh perlindungan hukum.







































