jateng.jpnn.com, SEMARANG - Dinas Kesehatan Kota Semarang melaporkan angka kematian ibu dan bayi menurun signifikan hingga pekan ke-37 pada 2025.
Data menunjukkan kematian ibu berkurang dari 14 kasus tahun lalu menjadi 10 kasus. Sementara itu, angka kematian bayi juga turun hampir separuh, dari 139 kasus menjadi 76 kasus.
Penjabat Sekda Kota Semarang Budi Prakosa menyebut pencapaian ini patut disyukuri, tetapi tidak boleh membuat masyarakat lengah.
“Angka kematian ibu dan bayi ini patut kami syukuri, tetapi jangan membuat kami lengah. Semua pihak harus bergerak bersama,” katanya, Rabu (24/9).
Menurut Budi, keberhasilan ini tidak hanya berkat kerja tenaga medis, tetapi juga kolaborasi seluruh elemen masyarakat. Pemkot pun kini fokus pada masalah stunting dan kesehatan anak.
“Kami ingin memastikan sejak kandungan hingga usia dini mendapat perhatian penuh. Mereka adalah generasi penerus menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Saat ini, Pemkot Semarang mengembangkan peta risiko kesehatan di tiap wilayah untuk mempercepat deteksi masalah sekaligus menentukan langkah intervensi yang tepat.
“Kolaborasi dengan tenaga medis dan organisasi profesi terbukti memberi dampak nyata bagi warga. Kami berterima kasih atas kerja keras semua pihak,” pungkas Budi. (jpnn)