jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengaku belum bisa menjawab opsi pengembalian konsesi tambang yang sebelumnya diberikan pemerintah ke organisasi kaum nahdiyin itu.
"Soal tambang ini dikembalikan atau tidak, ya, nanti kami musyawarahkan baik-baik," kata Gus Yahya dalam konferensi pers di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (24/12).
Diketahui, PBNU didera konflik kepemimpinan. Gus Yahya dicopot dari kursi Ketum PBNU setelah muncul Risalah Rapat Harian Syuriyah.
Gus Yahya sendiri sempat menyebut bahwa masalah konsesi tambang bisa menjadi pangkal konflik di organisasi.
Adapun, PBNU memperoleh jatah tambang batu bara pada masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Organisasi itu mendapatkan konsesi seluas lebih dari 26 ribu hektare di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Belakangan, putri Presiden keempat RI Abdurahman Wahid atau Gus Dur yang juga kader NU, Yenny Wahid sempat mengusulkan penggembalian konsesi tambang demi menyelesaikan konflik di PBNU.
Gus Yahya mengatakan PBNU sejak awal sebenarnya tidak pernah meminta konsesi tambang ke pemerintah.












































