jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda mendesak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan audit keselamatan independen menyikapi serangkaian kereta anjlok.
Legislator fraksi PKB itu mencatat kasus kereta pada Agustus itu ialah KA Argo Bromo di Subang, KRL di Stasiun Jakarta Kota, dan Kereta Kuala Stabas di Lampung.
"Bulan ini kembali terjadi yakni Kereta Purwojaya di Kedunggede Bekasi, meski tidak ada korban jiwa, tetapi kasus ini tidak bisa dianggap sepele," kata Huda kepada awak media, Minggu (26/10).
Legislator Dapil Jabar VII itu mengatakan tingginya intensitas kereta anjlok sebagai pertanda krisis keselamatan transportasi di tanah air.
Huda melanjutkan tiga masalah utama yang sering menjadi pemicu kecelakaan kereta api di Indonesia, yakni usia prasarana, akumulasi kerusakan sarana, dan adanya cacat prosedur operasional.
“Kami menilai tingginya insiden kereta api di Indonesia membutuhkan intervensi kebijakan, regulasi, dan aksi konkret yang radikal mengingat tingginya jumlah penumpang untuk moda transportasi ini,” ungkap dia.
Huda mendesak Kemenhub mengambil langkah kongkret agar kecelakaan kereta api baik jarak jauh, lokal, maupun comuter tidak terulang.
"Sudah saatnya kita beralih dari perawatan korektif yang menunggu kerusakan menjadi perawatan prediktif berbasis data sensor, seperti praktik yang diterapkan di negara maju," ujarnya.







































