jpnn.com, BANDUNG - Manager Pergudangan Region 2A PT Pupuk Indonesia Andi Susianto mengatakan, kendati stok pupuk subsidi aman, tetapi tingkat serapan di tiga daerah Bandung Raya masih rendah.
Hal itu lah yang menyebabkan terbatasnya stok pupuk subsidi bagi para petani.
Andi mengungkapkan, saat ini stok pupuk bersubsidi jenis urea, NPK, JA, dan organik di Jawa Barat secara keseluruhan berada di angka 1 juta ton atau tepatnya 1.000.104 ton, tetapi pupuk yang terserap baru 57 persen.
Untuk jenis pupuk urea di Jabar mengalokasikan sebanyak 610.971 ton dan baru terserap 329.052 ton atau 54 persen.
Kemudian, pupuk subsidi jenis NPK sebesar 463.779 ton dan baru terserap di angka 298.268 ton atau 64 persen.
Hal serupa juga terjadi pada pupuk subsidi jenis ZA yang disiapkan untuk tanaman tebu dan hanya didistribusikan di wilayah Cirebon, Indramayu, Subang, dan Tasikmalaya, masih terbilang rendah serapannya. Begitu pun dengan pupuk organik yang penyerapannya baru sembilan persen.
“Ini baru 50 persennya, jadi kalau ada petani yang bilang pupuk subsidi langka, faktanya di gudang kami sangat aman, tinggal serapannya saja,” kata Andi saat ditemui di Gudang Lini III PT Pupuk Indonesia, Jalan Raya Bandung – Garut, Kabupaten Bandung, Kamis (25/9/2025).
Di wilayah Bandung Raya sendiri, alokasi pupuk urea sebanyak 43.684 ton untuk satu tahun, dengan serapan baru 21.774 ton.