jatim.jpnn.com, SURABAYA - Sekitar 3.000 pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai daerah di Jawa Timur bakal menggelar aksi demonstrasi nasional pada Senin 20 Mei 2025 di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Aksi itu digagas oleh Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) bersama Presidium Frontal Jatim. Mereka menuntut pemerintah segera menghadirkan regulasi transportasi online yang berpihak kepada para pengemudi.
Ketua PDOI sekaligus Presidium Frontal Jatim Puji Waluyo mengatakan selama ini tidak ada kepastian hukum yang melindungi hak-hak driver, baik dari sisi tarif, sistem kerja, maupun perlindungan sosial.
"Kami menuntut agar pemerintah segera mengesahkan RUU Transportasi Online, menetapkan tarif batas atas dan bawah, dan memperjelas sistem kerja pengantaran makanan dan barang. Saat ini, tak ada keberpihakan terhadap driver," ujar Puji dalam keterangan tertulis, Rabu (23/4).
Dia menjelaskan salah satu pemicu utama aksi ini adalah keberadaan layanan 'Grab Hemat' yang mulai diberlakukan sejak 10 April 2025.
Layanan tersebut dinilai sangat merugikan mitra pengemudi karena menawarkan tarif murah kepada penumpang, tetapi tetap memotong pendapatan driver secara signifikan.
Dalam sistem Grab Hemat, kata Puji, pengemudi hanya menerima 80 persen dari tarif hemat, yang nilainya sudah rendah. Selain itu, potongan sebesar Rp2.000 per order dan komisi 20 persen dari aplikator makin memperburuk kondisi.
"Pendapatan kami anjlok. Penumpang lebih memilih Grab Hemat karena murah, tetapi kami driver yang menanggung kerugiannya. Mau ikut rugi, nggak ikut orderan sepi. Ini jelas menyulitkan," ucapnya