jateng.jpnn.com, SEMARANG - Sebanyak 568.699 lulusan SMP diperkirakan akan bersaing memperebutkan kursi di SMA dan SMK negeri se-Jawa Tengah (Jateng) pada tahun ajaran 2025/2026.
Namun, daya tampung yang tersedia di sekolah negeri hanya 40,46 persen atau sebanyak 230.163 siswa. Artinya, lebih dari separuh lulusan SMP berpotensi tidak tertampung di sekolah negeri.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng Sadimin menyebut dari total daya tampung tersebut, sebanyak 119.556 siswa akan ditampung di 362 SMA negeri, sedangkan 105.207 lainnya di 237 SMK negeri.
Untuk mengurangi kesenjangan tersebut, Disdikbud Jateng menjalin kemitraan dengan 139 sekolah swasta yang terdiri atas 56 SMA dan 83 SMK menampung siswa dari keluarga miskin.
Dia menjelaskan kemitraan ini menambah 5.004 kursi melalui skema Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Setiap sekolah mitra menyediakan satu rombongan belajar (rombel) atau sekitar 36 siswa.
“Program kemitraan ini didukung anggaran APBD Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp2 juta per siswa. Pendaftaran mengikuti juknis yang telah ditetapkan dan seluruh sekolah mitra wajib melakukan MoU dengan Disdikbud,” kata Sadimin saat dikonfirmasi, Sabtu (31/5).
Selain program kemitraan, peningkatan daya tampung juga berasal dari pembangunan unit sekolah baru, penambahan ruang kelas dan pendirian Sekolah Keterbakatan Olahraga. Total peningkatan daya tampung tahun ini mencapai 6.393 kursi dibandingkan tahun sebelumnya.
Program ini secara khusus memprioritaskan siswa miskin yang tercatat dalam Data Terpadu (DT) Jateng kategori Prioritas 1 (P1), P2, dan P3. Sasaran juga mencakup anak dari panti asuhan, penyandang disabilitas, serta anak tidak sekolah (ATS).