jpnn.com, JAKARTA - PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) yang merupakan anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Len Industri (Persero) dalam upaya memperkuat sistem pertahanan nasional melalui pengembangan infrastruktur komunikasi dan digital berbasis satelit.
Penandatanganan MoU dilakukan Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf dan Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Prof. Joga Dharma Setiawan, Ph.D., yang turut disaksikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sekaligus sebagai Komisaris Utama PT Len Industri (Persero) Letnan Jenderal TNI Tri Budi Utomo, Komisaris Telkom Rizal Mallarangeng, dan Direktur Wholesale & International Service Telkom Honesti Basyir.
(kiri ke kanan) Direktur Keuangan & Manajemen Resiko Telkomsat Reizal Ahmad Fauzi, Direktur Pengembangan Telkomsat Anggoro Kurnianto Widiawan, Direktur Bisnis dan Kerjasama Len Irwan Ibrahim, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan sekaligus sebagai Komisaris Utama PT Len Industri (Persero) Letnan Jenderal TNI Tri Budi Utomo, Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Prof. Joga Dharma Setiawan, Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf, Komisaris Telkom Rizal Mallarangeng, Direktur Wholesale & International Service Telkom Honesti Basyir, dan Direktur Komersial Telkomsat Andri Yunianto saat acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU). Foto: Dokumentasi Telkom
Sinergi strategis antar-BUMN tersebut mencerminkan dukungan pengembangan teknologi satelit dan sistem pertahanan nasional yang selaras dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara sekaligus mendorong kemandirian bangsa melalui penguasaan teknologi mutakhir.
Direktur Wholesale & International Service Telkom Honesti Basyir dalam sambutannya menekankan pentingnya konektivitas dalam mendukung ketahanan nasional.
“Perkembangan digital, termasuk artificial intelligence, sebesar apapun tetap membutuhkan konektivitas," kata Honesti Basyir.
Dia menyampaikan Indonesia dengan hampir 17 ribu pulau menjadikan kebutuhan konektivitas bukan sekadar kepentingan bisnis semata, melainkan bagian dari ketahanan nasional.
Menurutnya, momentum penandatanganan MoU ini bukan hanya seremonial, melainkan langkah konkret kolaborasi untuk membangun ekosistem pertahanan berbasis satelit yang mandiri.