jpnn.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta (Perseroda) saat ini sedang menjalankan proyek pembangunan infrastruktur jalur dan stasiun fase 2 mulai dari Bundaran HI menuju Kota Tua.
Menurut Kepala Divisi Engineering PT MRT Jakarta, Riska Muslimah selain proyek stasiun, pihaknya juga menyiapkan pengembangan wilayah sekitar untuk mendukung pembangunan Jakarta di masa depan.
Salah satunya pengembangan kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD). Dua area TOD yang sedang dipersiapkan berada di area Harmoni dan Kota Tua, Jakarta Pusat yang juga dekat dengan kawasan Jakarta Utara. MRT menyebut TOD di dua stasiun itu sebagai Simpul Harmonie dan Permata Utara Jakarta.
“Visionnya sebagai Simpul Harmonie yang disiapkan arsitek-arsiteknya. Kawasan Harmoni seperti gerbang menuju area Kota Tua. Simpul Harmonie merupakan kawasan kegiatan campuran yang dirancang untuk melayani pola dan integritas pergerakan transit multimoda yang tinggi dan menjadi gerbang pergerakan pejalan kaki menuju Kota Tua,” ujar Riska saat mengisi kelas Media Fellowship Program (MFP) di Jakarta, baru-baru ini.
Menurut Riska. Dalam strategi pengembangan kawasan TOD Simpul Harmonie, MRT akan memperkuat karakteristik koridor Molenvliet Canal dengan mengangkat elemen-elemen pembentuk wajah jalan di sekitar area tersebut. Selain itu, MRT Jakarta juga akan menata kembali kawasan sekitar Simpul Harmonie untuk mengoptimalkan integrasi multimoda transit dan fasilitas pendukungnya.
Sementara, kawasan TOD Kota Tua disiapkan MRT dengan visi Permata Utara Jakarta. MRT menyiapkan TOD Kota Tua sebagai kawasan sejarah dan budaya terpadu. Riska menjelaskan MRT Jakarta berupaya mendorong peremajaan area pengembangan sepanjang tepi Kanal Haven/Pasar Ikan dan Pinangsia Timur. Selain itu, dalam strategi ke depan, MRT akan mengembalikan fungsi dan pemanfaatan Plaza BEOS sebagai ruang terbuka publik dan halaman muka Stasiun Kota Tua. Dalam pengerjaan proyek ini MRT Jakarta juga berupaya mengurangi eksploitasi penggunaan air tanah dan mereduksi dampak banjir melalui penerapan strategi Zero Run Off.
“Kota Tua Jakarta ini kawasan wisata sejarah dan budaya terpadu yang ramah bagi pejalan kaki dan memiliki nilai ekonomi tinggi, melalui optimalisasi penguatan karakteristik nilai-nilai kesejarahan yang ada dan pengembangan kawasan yang terintegrasi dengan fasilitas transit intermodal,” tutur Riska.
Dua area TOD ini menambah daftar pengembangan kawasan yang dihidupkan dan direvitalisasi kembali oleh MRT untuk menyiapkan kemajuan Jakarta di masa depan. Daftar lainnya di antaranya kawasan TOD Setiabudi, Istora-Senayan, Blok M-Sisingamaharaja, Fatmawati, Lebak Bulus, Bendungan Hilir, Bundaran HI, dan Dukuh Atas. (flo/jpnn)