jpnn.com, BLITAR - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyebutkan kolonialisme saat ini sudah berganti wajah, bukan melalui fisik, melainkan penjajahan dari sisi teknologi.
Hal demikian dikatakan Megawati dalam seminar internasional bertajuk Commemorative Seminar of the 70th Anniversary of the 1955 Bandung Asian–African Conference: Bung Karno in a Global History di Blitar, Jawa Timur, Sabtu (1/11).
"Jika dulu penjajahan hadir dengan meriam dan kapal perang, kini ia datang melalui algoritma dan data,” ujar Megawati, Sabtu (1/11).
Putri Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno itu mengatakan artificial intelligence atau AI, big data, dan sistem keuangan digital lintas batas kini melahirkan bentuk baru imperialisme.
Negara-negara maju menjadi pemilik dan pengendali data, sedangkan bangsa berkembang hanya menjadi pengguna algoritma.
“Negara-negara maju menjadi pemilik data, sementara negara-negara berkembang menjadi sekadar konsumen algoritma. Manusia direduksi menjadi angka, data menjadi komoditas,” tegas Megawati.
Ketum PDI Perjuangan itu mengatakan tantangan teknologi ini bukan semata persoalan ekonomi, melainkan sudah masuk ke ranah kemanusiaan dan kedaulatan bangsa.
Megawati menilai perlu pengendalian terhadap teknologi dan data, demi mewujudkan kemerdekaan sejati.








































