jateng.jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mendapat sorotan tajam soal pernyataannya yang menyebut anak-anak terbiasa makan Indomie lalu perutnya “kaget” seusai menyantap spageti dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Terlebih mantan Kapolda Jawa Tengah itu juga meminta publik untuk tidak membesar-besarkan kasus keracunan akibat MBG yang masif terjadi belakangan ini.
Ketua Lembaga Pendampingan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Jawa Tengah Abdun Mufid menilai pernyataan politikus Partai Gerindra itu terkesan mengalihkan persoalan pokok MBG, yaitu rendahnya standar keamanan pangan dalam penyelenggaraannya.
“Pak Gubernur lupa bahwa anak-anak sekarang sudah biasa makan spageti. Itu bukan makanan baru. Jadi, jangan ngeles (menampik, red), sebaiknya fokus pada persoalan utama, yaitu ketidaksiapan penyediaan Makan Bergizi Gratis yang berdampak pada rendahnya keamanan produk,” ujarnya kepada JPNN.com, Jumat (10/10).
Mufid menilai pemerintah seharusnya tidak menyederhanakan masalah dengan menyalahkan faktor kebiasaan konsumsi anak.
Sebab, para siswa yang menjadi penerima manfaat MBG adalah konsumen yang memiliki hak atas keamanan dan keselamatan pangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
“Walaupun disebut makanan gratis, sebenarnya itu dibayari oleh pemerintah. Artinya, siswa tetap berposisi sebagai konsumen yang berhak mendapatkan jaminan keamanan dan keselamatan produk,” ujarnya.
Dia menyebut lemahnya perhatian terhadap aspek keselamatan konsumen menunjukkan bahwa pemerintah dan penyelenggara MBG belum sepenuhnya menjadikan keamanan pangan sebagai prioritas utama.