jpnn.com - Pada perdagangan sore hari ini, mata uang rupiah ditutup menguat 27 poin setelah sebelumnya sempat melemah 8 poin.
Rupiah berada di level Rp16.602, dari penutupan sebelumnya di level Rp16.629.
Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan penguatan mata uang rupiah tersebut dipengaruhi likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2025, yang mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
Pertumbuhan ini didorong beberapa faktor, termasuk peningkatan aktivas luar negeri bersih dan penyaluran kredit.
Menurut laporan BI, pertumbuhan M2 pada September 2025 mencapai 8,0% year-on-year (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Agustus 2025 yang sebesar 7,6% (yoy).
Dengan demikian, total uang beredar tercatat sebesar Rp9.771,3 triliun.
Pertumbuhan M2 ini didorong oleh peningkatan uang beredar sempit (M1) sebesar 10,7% (yoy) dan uang kuasi sebesar 6,2% (yoy).
Perkembangan M2 pada September 2025 dipengaruhi oleh aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit, dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus).





































