jatim.jpnn.com, PAMEKASAN - Sebanyak 111 siswa SD Negeri 2 Tamberu, Pamekasan, terpaksa belajar di rumah warga dan tenda darurat usai sekolah mereka disegel oleh warga yang mengaku sebagai pemilik lahan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan Mohammad Alwi, membenarkan bahwa proses belajar mengajar di sekolah itu terhenti sejak Minggu (19/10).
“Selain belajar di rumah warga, sebagian siswa mulai hari ini juga belajar di tenda darurat penanggulangan bencana,” kata Alwi, Selasa (22/10).
Penyegelan dilakukan oleh seorang warga bernama Ach Rasyidi, yang mengaku sebagai ahli waris pemilik lahan tempat SDN Tamberu 2 berdiri.
Menurut Alwi, ini bukan kali pertama sekolah itu disegel. Pada Juni 2024, penyegelan serupa juga pernah terjadi, tetapi dibuka kembali setelah Pemkab Pamekasan menyatakan bersedia memberikan ganti rugi atas tanah yang digunakan sekolah.
“Kali ini Rasyidi yang merupakan ahli waris dari pemilik tanah sebelumnya kembali melakukan penyegelan. Untuk sementara para siswa kami arahkan belajar di rumah warga terdekat dan sebagian di tenda darurat,” ujarnya.
Alwi menyatakan pihaknya masih berupaya melakukan negosiasi dengan pihak yang mengklaim sebagai pemilik lahan agar penyegelan bisa segera dibuka.
“Kami juga sudah melaporkan kasus ini ke Pemprov Jawa Timur agar segera ada solusi terbaik, terutama untuk menjamin keberlangsungan proses belajar mengajar,” katanya. (antara/mcr12/jpnn)