Ketika Data Menggugat Kebijakan: Poor Economics dan Masa Depan Pengentasan Kemiskinan Indonesia

3 hours ago 17

Oleh: Darmadi Durianto - Dewan Pembina Megawati Institute

 Poor Economics dan Masa Depan Pengentasan Kemiskinan Indonesia

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Dewan Pembina Megawati Institute Darmadi Durianto. Foto: Source for JPNN.com

jpnn.com - Buku Poor Economics karya Abhijit V. Banerjee dan Esther Duflo menawarkan koreksi mendasar terhadap cara negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, memandang dan menangani kemiskinan.

Alih-alih bertumpu pada teori besar dan indikator makro semata, buku ini menempatkan kemiskinan sebagai fenomena mikro yang kompleks, dipengaruhi oleh pilihan yang terbatas, struktur insentif serta kualitas institusi dan desain kebijakan publik.

Pendekatan tersebut menjadi relevan bagi Indonesia. Meski angka kemiskinan secara statistik menunjukkan tren penurunan, persoalan kerentanan ekonomi, ketimpangan wilayah serta akses layanan dasar yang belum merata masih menjadi tantangan struktural.

Dalam konteks inilah Poor Economics mengajukan pertanyaan mendasar: apakah kebijakan publik benar-benar memahami cara orang miskin mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari mereka?

Kemiskinan: Soal Kapabilitas, Bukan Sekadar Pendapatan

Banerjee dan Duflo menunjukkan bahwa orang miskin tidak bertindak irasional. Mereka justru mengambil keputusan secara rasional dalam situasi yang sarat risiko dan keterbatasan pilihan.

Temuan ini sejalan dengan pendekatan kapabilitas (capability approach) yang dikembangkan oleh Amartya Sen, yang menegaskan bahwa kemiskinan tidak cukup dipahami sebagai kekurangan pendapatan, melainkan sebagai keterbatasan kemampuan manusia untuk menjalani kehidupan yang mereka nilai bernilai.

Dalam konteks Indonesia, pendekatan kapabilitas membantu menjelaskan mengapa pertumbuhan ekonomi dan peningkatan anggaran bantuan sosial tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan kualitas hidup kelompok miskin.

Buku Poor Economics karya Abhijit V. Banerjee dan Esther Duflo menawarkan koreksi mendasar terhadap cara negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |