jateng.jpnn.com, SEMARANG - Sidang dugaan suap yang menyeret mantan Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu alias Mbak Ita, terus menguak fakta mengejutkan.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang Indriyasari blak-blakan mengaku telah memberikan uang Rp1,2 miliar kepada Mbak Ita.
Uang itu bersumber dari iuran kebersamaan para pegawai Bapenda.
"Sesuai dengan permintaan Bu Ita, sebesar Rp300 juta per triwulan," ungkap Indriyasari saat bersaksi dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Semarang, Senin (30/6).
Tak main-main, dana yang dikucurkan itu diberikan sebanyak empat kali, yakni Desember 2022, April 2023, Juli 2023, dan Oktober 2023. Pemberian itu di luar dari honor resmi atau tambahan penghasilan dari upah pungut pajak daerah yang biasa diterima.
Menurut Indriyasari, awal mula pemberian terjadi ketika Mbak Ita enggan menandatangani surat keputusan (SK) pencairan tambahan penghasilan upah pungut bagi pegawai Bapenda menjelang akhir Desember 2022. Hingga penghujung tahun, SK itu belum juga ditandatangani.
Tak ingin pegawainya kehilangan hak tambahan penghasilan, Indriyasari mengaku berinisiatif menemui langsung Mbak Ita, yang kala itu menjabat sebagai wali kota.
Di situlah terjadi percakapan yang menurut Indriyasari mengarah pada keluhan Mbak Ita soal bagian penghasilannya yang hanya sebesar nominal resmi dalam SK. Padahal, besaran itu sesuai aturan, yakni tujuh kali gaji selama tiga bulan.
