jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mengatakan kementeriannya mempunyai inovasi baru untuk menyediakan tiga juta rumah subsidi.
Menurut Fahri Hamzah, inovasi yang diusung adalah penggunaan bata interlock. Dia menilai bata inteock lebih kuat dan efisien dibanding material konvensional seperti bata merah.
“Rumah pekerja sering dicap seadanya. Padahal, kita bisa hadirkan rumah yang kokoh dan layak huni dengan biaya tetap terjangkau. Produk interlock ini salah satu solusi lokal yang bisa jadi andalan nasional,” ujar Fahri dikutip Senin (23/6).
Fahri menuturkan penyediaan rumah pekerja dengan skema baru yang tidak hanya menekankan aspek murah, tetapi juga kekuatan material dan kelayakan huni.
Karena itu, penggunaan bata interlock dinilai menjadi solusi terhadap program pembangunan tiga juta rumah yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto.
"Jadi bukan hanya menekankan aspek murah, tetapi juga kekuatan material dan kelayakan huni," katanya.
Adapun, bata interlock merupakan produk hasil applied research dengan mekanisme kerja bata yang saling mengunci antar balok, seperti sistem lego. Bata ini dinilai tahan terhadap gempa.
Durasi konstruksi pembangunan rumah menggunakan bata interlock juga lebih cepat daripada bata biasa, karena tidak memerlukan proses perendaman bata, penyediaan kotak cetak pengecoran atau bekisting, aplikasi bahan perekat atau spesi di setiap lapis bata, serta penambahan plester dan acian.