jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo mengingatkan kenaikan harga beras berpotensi menimbulkan krisis multidimensi yang dapat mengancam stabilitas Pemerintahan Prabowo Subianto.
Hal itu Firman katakan, terkait pemerintah yang menaikan harga beras medium dari semula Rp 12.500 menjadi Rp 13.500 per kilogram.
"Beras adalah kebutuhan pokok masyarakat, jika harga naik dampaknya bisa menjalar kepada krisis ekonomi, politik hingga krisis kepercayaan, Pemerintah harus waspada," ujar Firman dikutip Kamis (28/8).
Firman menilai kenaikan harga pangan pokok dapat melahirkan tiga krisis sekaligus. Pertama, krisis ekonomi memicu inflasi, melemahkan daya beli dan memperburuk ekonomi.
Kedua, krisis politik akibat kenaikan harga pokok pangan dapat menimbulkan protes, demonstrasi dan potensi ketidakpuasan publik terhadap pemerintah.
Ketiga, krisis kepercayaan pada kasus kenaikan harga pangan bisa menggerus kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan lembaga ekonomi.
Firman menuturkan kenaikan harga beras, tidak hanya menekan daya beli masyarakat tetapi bisa memicu gelombang protes publik. Pengalaman Indonesia pada krisis 1997-1998 menjadi contoh nyata kenaikan harga pangan berujung pada krisis ekonomi dan politik yang mengguncang pemerintahan saat itu.
"Ini bukan sekadar persoalan harga di pasar, tapi menyangkut stabilitas nasional. Jangan sampai pemerintah mengulang masa lalu," ujarnya.