jpnn.com, PEKANBARU - Kabar duka atas wafatnya gajah betina Kalista Lestari atau Tari di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Rabu (10/9/2025).
Tidak hanya menyisakan kesedihan bagi pengelola TNTN, tetapi juga menyentuh hati banyak pihak.
Salah satunya adalah Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan yang selama ini dikenal sebagai orang tua angkat dari Tari.
Irjen Herry menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam.
Ia menyebut Tari bukan sekadar seekor gajah, melainkan simbol keseimbangan alam dan suara hutan Tesso Nilo yang makin terdesak oleh pembangunan.
“Hari ini, dengan hati yang berat namun penuh keikhlasan, saya menyampaikan bahwa putri angkat kami, Gajah Tari Kalista Lestari, telah kembali ke pangkuan alam semesta. Tari bukan sekadar seekor gajah, ia adalah simbol keseimbangan alam yang semakin rapuh,” ujar Kapolda.
Irjen Herry juga menekankan bahwa kepergian Tari harus menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk menjaga hubungan yang selaras dengan alam. Menurutnya, kematian Tari bukanlah akhir, melainkan sebuah transformasi yang akan terus menginspirasi perjuangan pelestarian lingkungan.
“Jiwa Tari kini menyatu dengan semesta, menjadi energi yang akan terus menginspirasi kita untuk menjaga kelestarian hutan dan satwa liar yang semakin terancam,” tambahnya.