bali.jpnn.com, DENPASAR - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melakukan evaluasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) setelah terjadi banjir besar di sejumlah wilayah di Provinsi Bali.
Langkah itu diambil setelah Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq meninjau kondisi lokasi banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Bali beberapa waktu lalu.
Evaluasi dilakukan salah satunya terhadap sejumlah DAS di Bali, termasuk DAS Ayung yang kondisi tutupan lahannya berada dalam keadaan kritis.
Dari hasil evaluasi, KLH mengidentifikasi faktor perubahan tutupan akibat alih fungsi lahan dan pengelolaan sampah menjadi salah satu faktor terjadinya banjir di sejumlah wilayah Bali, selain curah hujan ekstrem.
"Jadi, faktornya beragam, tetapi berkaitan dengan faktor-faktor kepatuhan lingkungan, tadi saya sampaikan kami sedang dalami.
Paling tidak ada tiga faktor penting berkaitan dengan lingkungan.
Pertama berkaitan alih fungsi, tutupan lahan di daerah aliran sungainya," kata Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLH/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Rasio Ridho Sani dilansir dari Antara.
Menurut Rasio Ridho Sani, selain itu terdapat juga kegiatan yang tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang termasuk adanya keberadaan bangunan di daerah sempadan sungai.