IKA Fisipol UKI Desak Polisi Usut Tuntas Kematian Kenzaha Walewongko

6 days ago 14

IKA Fisipol UKI Desak Polisi Usut Tuntas Kematian Kenzaha Walewongko

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (IKA Fisipol) UKI Marlen Sitompul. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Ikatan Alumni (IKA) Fisipol Universitas Kristen Indonesia (UKI) mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kematian mahasiswa Fisipol UKI, Kenzaha Walewongko. Polisi diminta bekerja secara profesional dan segera mengungkap para pelaku yang diduga terlibat dalam insiden tragis tersebut.

Ketua IKA Fisipol UKI, Marlen Sitompul, mengatakan bahwa aparat kepolisian harus segera menangkap seluruh pelaku dugaan pengeroyokan yang menyebabkan hilangnya nyawa seorang mahasiswa.

"Aparat kepolisian harus bertindak cepat menangkap para pelaku pengeroyokan yang mengakibatkan kematian mahasiswa Fisipol UKI," ujar Marlen saat dihubungi, Jumat (7/3).

Marlen menekankan bahwa tindakan kriminal ini tidak boleh ditoleransi, terlebih dengan adanya bukti berupa video yang beredar di media sosial. Menurutnya, keberadaan rekaman tersebut seharusnya mempermudah pihak kepolisian dalam mengidentifikasi dan menangkap pelaku.

"Negara kita adalah negara hukum. Oleh karena itu, hukum harus ditegakkan dengan seadil-adilnya. Semua pelaku pengeroyokan harus ditindak tegas karena tindakan ini sangat mengerikan, terutama karena terjadi di lingkungan kampus," tegasnya.

Selain mendesak kepolisian, IKA Fisipol UKI juga meminta pihak Rektorat UKI untuk bersikap proaktif dalam menangani kasus ini. Marlen menilai, rektorat tidak boleh hanya menunggu proses hukum, tetapi juga harus menindak tegas mahasiswa yang terbukti terlibat dalam pengeroyokan.

"Rektorat harus mengambil tindakan tegas, termasuk mengeluarkan mahasiswa yang terlibat dalam aksi kekerasan ini," tambahnya.

Lebih lanjut, IKA Fisipol UKI juga mendorong pihak Yayasan UKI dan Rektorat untuk segera mengevaluasi sistem keamanan kampus. Marlen menyoroti lemahnya pengawasan di lingkungan kampus hingga insiden tragis ini bisa terjadi.

Tindakan kriminal ini tidak boleh ditoleransi, terlebih dengan adanya bukti berupa video yang beredar di media sosial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |