jatim.jpnn.com, SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyatakan kesiapannya menerima hingga 100 mahasiswa Palestina untuk program sarjana (S1) dan mahasiswa pascasarjana melalui skema pembebasan biaya pendidikan dan dukungan biaya hidup.
Rektor ITS Bambang Pramujati mengatakan pendidikan tinggi menjadi bentuk kontribusi nyata Indonesia dalam membantu membangun masa depan Palestina yang berkelanjutan.
“Kalau biaya hidup bisa ditanggung bersama, ITS siap menerima hingga 100 mahasiswa S1, 12 mahasiswa S2, bahkan sampai 10 mahasiswa S3. Kami sangat terbuka dan senang jika kesempatan ini bisa dimanfaatkan,” ujar Bambang, Rabu (17/12).
Menurut Bambang, ITS tidak hanya memberikan pembebasan biaya pendidikan, tetapi juga memastikan kualitas akademik mahasiswa melalui sistem review akademik dan pendampingan berkelanjutan, terutama bagi mahasiswa pascasarjana.
Dukungan terhadap program kemanusiaan ini diperkuat oleh Yayasan Manajemen ITS (YMI) dan Ikatan Alumni (IKA) ITS yang selama ini konsisten menyediakan beasiswa biaya hidup bagi mahasiswa.
Wakil Ketua YMI ITS Adi Dharma menyebut program beasiswa biaya hidup tersebut telah berjalan rutin dan siap diarahkan untuk mahasiswa Palestina.
“Saat ini YMI menanggung biaya hidup 20 mahasiswa. Jika diperlukan, mulai Januari bisa kami alihkan untuk mahasiswa Palestina,” kata Adi.
Selain itu, ITS juga menyiapkan kolaborasi dengan Korom Zakat Kesehatan yang memiliki 58 anggota. Melalui kerja sama ini, ITS menargetkan pembiayaan biaya hidup hingga 100 mahasiswa Palestina dapat terpenuhi.









































