jpnn.com - Merayakan Natal dari satu sisi adalah kegembiraan memeringati sosok Yesus Kristus yang lahir ke dunia dalam kesederhaan yang luar biasa.
Yesus lahir bukan di Istana yang megah, di hotel atau rumah yang mewah melainkan di kandang domba yang pasti kita sama-sama tahu bagaimana aromanya.
Sebagai pengikutNya tentu ada rasa haru bercampur gembira, betapa Yesus Kristus yang bersahaja telah sejak awal memberi teladan kesederhanaan tiada tara.
Pesan moral bagi yang percaya padaNya adalah, hendaklah kita tidak terbuai dengan pesta pora, lupa dengan penderitaan sesama, tidak menyombongkan diri, berperilaku yang baik dan sederhana serta mau menjadi ladang berkah bagi sesama terutama bagi yang menderita dan termarginalkan.
Manusia tak perlu pongah dengan kekayaannya apalagi rakus dan tamak hendak semakin memperkaya diri dengan menghalalkan segala cara apalagi merusak sumber daya alam, menebangi hutan yang asri atas nama deforestasi untuk menanam sawit demi keuntungan nikmat duniawi semata.
Dalam konteks kekinian terutama yang terjadi pada bangsa Indonesia akhir-akhir ini. Kita masih merasakan duka yang mendalam dan berkepanjangan akibat bencana alam yang terjadi di banyak tempat terutama di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Lebih dari 1.112 orang saudara-saudara kita menjadi korban meninggal dan ratusan lain yang masih hilang serta korban lainnya yang terdampak bencana yang sangat dahsyat ini.
Telah banyak uraian dan analisa dari para ahli dan penggiat lingkungan yang telah memberikan prediksinya jauh-jauh hari sebelum peristiwa bencana ini.












































