jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menilai tenaga pendidik sulit untuk sejahtera bila separuh anggaran pendidikan habis untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Koordinator nasional (Kornas) P2G Satriwan Salim mengapresiasi beberapa program quick wins pemerintah pusat di bidang pendidikan, termasuk kenaikan anggaran pendidikan di RAPBN 2026, berdasarkan pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2026.
Anggaran pendidikan ditetapkan sebesar Rp 757,8 triliun. Naik 4,63% dibandingkan anggaran sebelumnya yang sebesar Rp724,3 triliun.
Namun, P2G menyayangkan, karena setelah diamati lebih jauh ternyata anggaran pendidikan yang fantastis Rp 757,8 triliun itu dipakai sebesar 44,2% untuk program MBG.
Postur anggaran tersebut, kata Satriwan, kurang tepat sasaran. P2G terkejut dengan alokasi anggaran pendidikan yang hampir separuhnya untuk MBG.
“Kami terkejut, 335 triliun rupiah atau hampir setengah anggaran pendidikan ternyata dipakai untuk program MBG. Padahal, masih banyak persoalan mendasar pendidikan dan guru harus dibenahi dan dibiayai pemerintah," kata Satriwan, Rabu (20/8).
Dia menjelaskan, jika memandang postur APBN 2025 sebenarnya alokasi untuk pendidikan dasar dan menengah tidak mendapatkan alokasi yang proporsional.
P2G menyesalkan anggaran pendidikan 20 persen sebagai mandatory spending justru lebih besar dialokasikan pada kementerian lain yang tidak mengelola pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. Padahal, persoalan utama pendidikan Indonesia, masih berkutat pada pendidikan dasar dan menengah termasuk jenjang PAUD, sambung Satriwan.