jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Berdasarkan hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada periode 13 hingga 19 Juni 2025, aktivitas Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta masih menunjukkan tingkat aktivitas yang cukup tinggi dengan erupsi efusif sehingga status gunung tetap berada pada tingkat Siaga.
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari dengan kabut pada siang hingga sore hari.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan Gunung Merapi terus mengeluarkan asap berwarna putih dengan ketebalan bervariasi dari tipis hingga tebal dan tekanan lemah, dengan tinggi asap berkisar antara 10 hingga 350 meter.
Sepanjang minggu pengamatan, teramati 20 kali guguran lava ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 meter, 26 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.900 meter, dan 56 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 1.900 meter.
Survei drone pada 13 Juni 2025 menunjukkan volume kubah barat daya bertambah sekitar 84.500 meter kubik menjadi 4.133.800 meter kubik, sedangkan kubah tengah relatif stabil di 2.367.300 meter kubik.
Suhu tertinggi kubah barat daya tercatat 243°C, sedikit menurun dari periode sebelumnya, sementara suhu kubah tengah naik menjadi 223,2°C.
“Perubahan morfologi hanya terjadi pada kubah barat daya akibat penambahan volume dan aktivitas guguran lava,” kata Agus dalam keterangan pers pada Minggu (22/6).
Selama periode ini, tercatat 15 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 852 gempa Fase Banyak (MP), 580 gempa Guguran (RF), dan 10 gempa Tektonik (TT).
Intensitas kegempaan menurun dibandingkan minggu sebelumnya, menunjukkan aktivitas yang relatif stabil.
