jpnn.com, JAKARTA - Musisi dan aktivis Ananda Badudu secara terbuka mengungkapkan kegeramannya terhadap serangkaian kebijakan dan peristiwa yang terjadi di Indonesia, yang menurutnya memicu kemarahan publik.
Melalui pernyataan dalam akunnya di Instagram, Ananda Badudu menyoroti berbagai isu, mulai dari disparitas ekonomi hingga dugaan penanganan represif terhadap warga yang menuntut keadilan.
Pernyataan Ananda Badudu ini muncul di tengah gelombang kekecewaan masyarakat terhadap kondisi sosial dan politik di Tanah Air.
Ananda Badudu menyoroti sejumlah poin yang dianggapnya sebagai pemicu utama kemarahan rakyat, mulai dari besaran gaji anggota DPR hingga kejadian pelindasan pengemudi ojek online hingga tewas.
Dia menyebut gaji anggota DPR mencapai Rp 239 juta per bulan, angka yang 100 hingga 200 kali lipat dari Upah Minimum Regional (UMR), belum termasuk tunjangan aspirasi dan kunjungan daerah pemilihan yang totalnya bisa mencapai miliaran rupiah per orang.
Kontras dengan kemewahan tersebut, Ananda Badudu juga menyoroti kasus tragis Bayi Raya di Sukabumi yang meninggal dunia dengan tubuh penuh cacing, lahir dari keluarga miskin.
Kasus ini, menurut dia menjadi gambaran nyata jurang kesenjangan sosial di Indonesia.
"Bayi Raya di Sukabumi yang lahir di tengah keluarga miskin meninggal dengan tubuh yang penuh cacing," begitu tulis Ananda Badudu, dikutip Jumat (29/8).