jpnn.com, JAKARTA - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia blak-blakan soal besaran dana yang mengalir ke luar negeri untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.
Bahlil menyebut devisa senilai Rp500 triliun melayang setiap tahunnya hanya untuk mengimpor minyak dan gas (migas).
Angka fantastis tersebut mencakup impor LPG, minyak mentah (crude oil), dan Bahan Bakar Minyak (BBM) jadi.
Tingginya ketergantungan pada impor ini dinilai menjadi beban berat bagi neraca perdagangan Indonesia.
"Total impor kita per tahun antara LPG, BBM, baik crude maupun BBM jadi kurang lebih sekitar 500 triliun rupiah per tahun devisa kita keluar," kata Bahlil dalam BIG Conference, dikutip Kamis (11/12).
Bahlil mengungkapkan salah satu penyumbang terbesar impor yakni LPG, karena kebutuhan nasional mencapai 5 juta ton per tahun.
Mirisnya, kapasitas produksi dalam negeri hanya mampu menyuplai 1,3 juta ton.
Akibatnya, Indonesia harus mengimpor sekitar 7,2 juta ton LPG setiap tahun.












































