jpnn.com - SKPlasma Core Indonesia, perusahaan patungan antara SK Plasma (bagian dari SK Group, Korea Selatan) dan Indonesia Investment Authority (INA), secara resmi meluncurkan dua Produk Obat Derivat Plasma (PODP) yaitu SK GammaBio dan SK Albumin pada perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN).
Hal ini menandai penguatan signifikan dalam ketahanan pasokan obat esensial di Indonesia.
Dua produk yang diluncurkan ini merupakan hasil dari plasma donor Indonesia sendiri yang diproses dengan standar internasional.
SK GammaBio (IVIG) merupakan produk intravena Immunoglobulin G berbasis plasma manusia. Terapi ini sangat penting untuk pengobatan penyakit imunodefisiensi, penyakit autoimun, serta penanganan dan pencegahan infeksi.
SK Albumin merupakan protein plasma esensial yang digunakan untuk mengatasi kondisi kekurangan albumin (seperti luka bakar dan sindrom nefrotik), penurunan sintesis albumin (seperti sirosis hati), hingga penanganan syok hemoragik.
"Peluncuran ini menandai langkah penting menuju kemandirian nasional dalam produksi obat berbasis plasma serta memperkuat ketahanan pasokan obat esensial bagi masyarakat," kata Presiden Direktur, SKPlasma Core Indonesia, Hyunho Roh, Jumat (12/12).
Produk-produk ini dijadwalkan tiba kembali di Indonesia pada akhir Desember 2025. Kedatangan ini menjadi tonggak penting karena, untuk pertama kalinya, terapi berbasis plasma di Indonesia diproduksi sepenuhnya dari plasma donor lokal masyarakat Indonesia.
Dia membeberkan, tonggak awal produksi ini dimulai pada 21 Maret 2025, ketika Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) dan Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito berhasil mengirimkan batch pertama plasma yang dikumpulkan dari pendonor Indonesia. Plasma ini dikirim ke fasilitas SK Plasma di Korea Selatan untuk menjalani proses fraksionasi dan penjaminan mutu berstandar global.












































