jpnn.com, JAKARTA - BYD tidak ingin momentum emasnya di Indonesia berhenti pada 2025. Raksasa otomotif asal Tiongkok itu mulai membuka peta jalan mereka untuk 2026.
Tahun depan, BYD mematangkan langkahnya dari mulai permintaan perpanjangan insentif, produksi lokal di pabrik baru, hingga ekspansi agresif ke luar kota-kota besar.
Presiden Direktur PT. BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao, mengungkapkannya langsung saat ditemui di Sentul, Bogor.
Dengan lugas, dia menegaskan satu hal: insentif adalah bahan bakar utama yang membuat penjualan BYD melesat di Indonesia.
“Insentif sangat membantu pencapaian luar biasa ini. Oleh karena itu, pada awal 2026 nanti kami juga sangat membutuhkan dukungan pemerintah terkait perpanjangan insentif BEV,” ucapnya, Kamis (11/12).
Yang dimaksud Eagle ialah Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 10 persen.
Kebijakan tersebut membuka peluang harga beli mobil listrik lebih terjangkau.
Berdasarkan PMK Nomor 12 Tahun 2025, insentif hanya berlaku untuk kendaraan listrik rakitan lokal dengan TKDN minimal 40 persen.











































