bali.jpnn.com, DENPASAR - Banjir besar yang melanda Bali, Rabu (10/9) lalu menjadi bahan refleksi massal masyarakat Pulau Dewata.
Masyarakat pun menggelar ritual memohon keselamatan dan keseimbangan alam semesta dengan menggelar upacara Pemahayu Jagat, Mapekelem dan Nangluk Merana pascabencana banjir Bali.
Seperti yang dilakukan Pemkab Badung, Minggu (21/9) kemarin.
Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa mengatakan upacara ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam secara niskala, serta memohon keselamatan agar Kabupaten Badung dan Pulau Bali terhindar dari bencana.
Ia mengatakan ritual upacara tersebut bermakna sebagai wujud menjaga harmoni antara manusia dan alam semesta yang diharapkan dapat membawa manfaat nyata bagi kelestarian alam dan kehidupan masyarakat Badung.
“Semoga apa yang kami lakukan ini berjalan lancar, serta membawa manfaat bagi semua.
Inilah bentuk komitmen bersama dalam mewujudkan alam yang gemah ripah loh jinawi,” kata Bupati Badung Wayan Adi Arnawa dilansir dari Antara.
Menurut Bupati Badung, banjir banjir yang melanda Bali jadi momentum refleksi bersama dalam memperbaiki cara mengelola lingkungan.