jpnn.com, JAKARTA - Hampir sebulan pascabencana banjir dan longsor, distribusi gas elpiji 3 kilogram di Kabupaten Aceh Utara masih langka dan belum menjangkau seluruh kecamatan.
Kondisi ini memicu kelangkaan berkepanjangan di sejumlah wilayah dan membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan energi dasar di tengah proses pemulihan.
Persoalan tersebut ditegaskan langsung Bupati Aceh Utara Ismail A Jalil dalam rapat evaluasi lanjutan di Aceh Utara pada Senin (22/12).
Dalam rapat tersebut, ia secara tegas menyoroti peran Pertamina Patra Niaga menyusul banyaknya keluhan masyarakat terkait kelangkaan elpiji yang terjadi hingga berminggu-minggu pascabanjir.
Bupati Aceh Utara menegaskan bahwa hingga hampir satu bulan setelah bencana, distribusi elpiji belum pulih secara menyeluruh.
“Hingga memasuki hari ke-26 setelah banjir, masih banyak wilayah yang belum menerima distribusi gas elpiji,” ujar Ismail A Jalil.
Dia menilai keterlambatan ini berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, mengingat elpiji 3 kilogram merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat ditunda, terutama dalam situasi darurat pascabencana.
Dalam pemantauan langsung ke lapangan, Bupati Aceh Utara menyebut masih ditemukannya desa-desa yang dalam waktu lama tidak menerima pasokan elpiji sama sekali, sehingga memicu keresahan warga.












































