jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Penyelenggaraan Bandung Sustainability Summit (BSS) 2025 menutup rangkaiannya dengan catatan inspiratif.
Forum dua hari yang digagas oleh Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) Institut Teknologi Bandung (ITB), Pemerintah Kota Bandung, dan Suvarna Sustainability ini tak hanya membahas konsep berkelanjutan, tetapi juga mempraktikkannya secara langsung dalam pelaksanaan acara.
Capaian paling menarik dari kegiatan ini adalah BSS 2025 berhasil mengelola 220 kilogram sampah secara bertanggung jawab. Dari jumlah itu, 42 kilogram sampah organik diolah menjadi pakaian larva Black Soldier Flies (BSF) dan kompos, 156 kilogram sampah anorganik didaur ulang, dan hanya 22 kilogram yang masuk kategori residu.
"BSS 2025 membuktikan bahwa keberlanjutan bukan hanya konsep di ruang kuliah atau kebijakan di atas kertas. Ilmu pengetahuan harus hadir di ruang publik, diterapkan, diuji, dan memberi manfaat langsung," kata Dekan FTSL ITB Nita Yuanita, dalam keterangannya, Jumat (7/11/2025).
Selain pengelolaan sampah, penyelenggara juga menerapkan berbagai praktik hijau, seperti penggunaan wadah makan berbahan bambu, refill water station hingga botol plastik sekali pakai, dan paper cup bebas plastik.
Langkah-langkah kecil ini berhasil menekan jejak karbon hingga 42 gram CO2 per peserta, sementara penggunaan transportasi umum oleh peserta menurunkan emisi hingga 59 persen dibanding kendaraan pribadi.
"Kami ingin membuktikan bahwa acara besar pun bisa diselenggarakan dengan prinsip keberlanjutan yang nyata," ucap Co-Founder & Director Suvarna Sustainability Abbie Ardiwinata.
"Pengelolaan sampah, efisiensi energi, dan penghitungan dampak lingkungan harus menjadi standar baru penyelenggaraan acara," sambungnya.



































