jabar.jpnn.com, BOGOR - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan pentingnya kolaborasi yang erat antara sektor publik dan swasta untuk mempercepat hilirisasi riset dan inovasi nasional guna mendukung terwujudnya visi Indonesia Emas 2045.
Komitmen tersebut mengemuka dalam Panel Discussion bertajuk “Research and Innovation Towards Golden Indonesia 2045 – Private Public Cooperation” yang digelar di Kawasan BRIN Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (18/12).
Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN, Ni Luh Putu Indi Dharmayanti, menyampaikan bahwa BRIN memiliki infrastruktur riset kesehatan yang lengkap dan terbuka untuk kolaborasi lintas sektor.
Infrastruktur tersebut mencakup laboratorium Biosafety Level-3 (BSL-3), fasilitas hewan coba, biobank nasional, serta repositori ilmiah seperti Indonesian Culture Collection (InaCC) dan Indonesia Nucleotide Archive (INNA).
“Hilirisasi riset hanya dapat berjalan jika infrastruktur, data, dan kolaborasi lintas sektor terintegrasi. BRIN berperan sebagai orkestrator dalam membangun ekosistem riset kesehatan nasional,” ujar Indi.
Dari perspektif layanan kesehatan, Direktur Utama RS Medistra Monica Lembong menyatakan kesiapan sektor rumah sakit untuk berperan sebagai living laboratory dalam riset terapan.
Menurutnya, kemitraan publik-swasta memungkinkan hasil riset BRIN diterapkan secara langsung untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat.
“Kolaborasi riset klinis, pemanfaatan kecerdasan artifisial untuk analisis data medis, serta pengembangan sumber daya manusia melalui program fellowship dan riset bersama merupakan langkah konkret agar inovasi tidak berhenti di laboratorium,” kata Monica.









































