Berkah Ekonomi FSM 2025 bagi Perajin Badui dan Pelukis di Lebak

1 hour ago 3

Berkah Ekonomi FSM 2025 bagi Perajin Badui dan Pelukis di Lebak

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Pelukis asal Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten Endang Nugraha (55) dibanjiri pesanan dari pengunjung pada Festival Seni Multatuli yang digelar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat.ANTARA/Mansur

jpnn.com, RANGKASBITUNG - Festival Seni Multatuli (FSM) 2025 yang digelar di Alun-Alun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, pada 19–21 September, menjadi pemacu ekonomi kreatif bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan seniman lokal. Puluhan perajin Badui hingga pelukis mengaku kebanjiran pembeli dan pesanan.

Jamal, seorang pelaku UMKM Badui, mengungkapkan manfaat festival bagi ekonominya. Ia menjual berbagai kerajinan khas, seperti kain Janggawari seharga Rp1,2 juta, kain pewarna alam Rp500 ribu, songket Rp250 ribu, hingga selendang kecil Rp20 ribu.

"Festival ini sangat membantu ekonomi keluarga kami. Tahun lalu saja kami kewalahan melayani permintaan pengunjung. Tahun ini pun animo sama tingginya," ujar Jamal.

Santa, pelaku UMKM lain, juga merasakan peningkatan omzet. Ia mencatat pengunjung datang dari berbagai daerah seperti Banten, Jawa Barat, Lampung, hingga DKI Jakarta. Plt Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Imam Suangsa, menegaskan komitmen pemerintah mendorong promosi produk Badui. Saat ini ada sekitar 2.000 UMKM Badui dengan potensi perputaran uang mencapai ratusan juta rupiah per tahun.

"Kami terus melakukan pembinaan dan promosi agar produk kerajinan Badui bisa bersaing, bukan hanya di pasar domestik tapi juga mancanegara," kata Imam.

Di sisi lain, seniman lokal seperti Endang Nugraha (55), pelukis asal Rangkasbitung, juga menikmati dampak ekonomi. Ia mendapat lebih dari 20 pesanan lukisan wajah dalam satu hari. Dengan tarif Rp250 ribu hingga Rp300 ribu per lukisan, Endang bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp4,5 juta per hari.

"Kebanyakan pengunjung minta dilukis bersama pasangan untuk dipajang di ruang tamu. Saya hanya butuh dua jam untuk menyelesaikan satu lukisan," kata Endang, yang telah melukis sejak SD.

FSM 2025 membuktikan bahwa kebudayaan dapat menjadi pengungkit ekonomi kreatif yang nyata. Dengan ribuan pengunjung, festival ini menjadi ruang kolaborasi budaya dan ekonomi bagi masyarakat Lebak. (tan/jpnn)


FSM 2025 membuktikan bahwa kebudayaan dapat menjadi pengungkit ekonomi kreatif yang nyata.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |