jpnn.com, JAKARTA - Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai potensi panas bumi bisa menjadi motor penggerak utama dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.
Penilaian ini didasarkan atas potensi panas bumi Indonesia yang mencapai 23,74 gigawatt (GW) karena berada di ring of fire.
Indonesia pun menjadi negara dengan cadangan panas bumi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
“Tetapi, hingga saat ini belum dioptimalkan karena banyaknya permasalahan yang dihadapi, seperti ketersediaan infrastruktur untuk menuju ke panas bumi tersebut,” kata Fahmy dalam keterangannya yang dikutip, Kamis (16/12).
Fahmy menyoroti pentingnya dukungan pemerintah untuk mempercepat pengembangan panas bumi di Indonesia.
Di sisi lain, untuk mengembangkannya, maka membutuhkan perhatian khusus terutama dalam hal kesiapan infrastruktur. Ini disebabkan Indonesia memerlukan pembangunan interkoneksi antarpulau untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan.
“Kalau dibebankan sepenuhnya kepada investor, modal yang dibutuhkan akan sangat besar. Jika infrastrukturnya sudah tersedia, maka akan menarik investor untuk menggali potensi panas bumi kita,” kata Fahmy.
Target Panas Bumi dalam RUPTL













































