jpnn.com, SURABAYA - Wakil Ketua DPR Adies Kadir menekankan upaya pemerintah dalam memeratakan pendidikan tidak hanya berhenti pada pemberian akses sekolah, tetapi juga harus dibarengi dengan peningkatan literasi digital bagi para pelajar.
Pernyataan tersebut sampaikannya saat reses Masa Persidangan III Tahun 2025 di kawasan Bogangin, Kelurahan Kedurus, Kecamatan Karang Pilang, Surabaya, Minggu (28/12).
Berinteraksi langsung dengan warga, khususnya para orang tua penerima Program Indonesia Pintar (PIP), Adies menyoroti penggunaan gawai yang semakin kuat memengaruhi kehidupan anak-anak.
Dia mengingatkan tanpa pendampingan yang tepat, teknologi dapat membawa anak menjauh dari tujuan utama pendidikan.
“Teknologi tidak bisa dihindari. Karena itu, anak-anak harus memiliki literasi digital agar mampu memanfaatkan gadget secara bijak dan produktif, bukan hanya untuk hiburan,” kata Adies.
Dia mengatakan isu pemerataan pendidikan di Surabaya tidak cukup dilihat dari ketersediaan sekolah atau fasilitas fisik.
Menurut Adies, masih banyak warga dengan kondisi ekonomi rentan yang membutuhkan dukungan negara, baik berupa bantuan biaya pendidikan maupun penguatan kemampuan belajar di era digital.
“PIP dan KIP adalah wujud nyata negara hadir. Anak Indonesia tidak boleh berhenti sekolah karena kendala ekonomi, dan tidak boleh tertinggal hanya karena belum siap menghadapi perkembangan teknologi,” ujarnya.












































