jateng.jpnn.com, BLORA - Kabupaten Blora, Jawa Tengah, masih menyimpan ratusan sumur minyak tua peninggalan Belanda yang hingga kini sebagian besar masih dikelola dengan cara tradisional.
Data dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Kendeng Selatan mencatat, jumlah sumur minyak tua di Blora mencapai 334 titik. Dari total tersebut, 264 sumur dikelola BUMD, 54 sumur oleh KUD Jiken, dan 16 sumur oleh KUD Jati.
“Sebagian besar sumur berada di wilayah utara Blora, seperti di Kecamatan Jati, Jiken, Randublatung, Kradenan, Jepon, hingga Cepu. Namun, tidak semuanya aktif. Ada yang sudah tidak produktif, bahkan ditutup karena alasan keselamatan,” ungkap Plt Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan Hadi Susanto, dilansir dari Antara, Kamis (28/8).
Menurut Hadi, idealnya pengelolaan sumur tua dilakukan melalui kerja sama antara BUMN Migas dan koperasi rakyat.
Namun di lapangan, masih ditemukan praktik penambangan ilegal yang dilakukan dengan cara tradisional tanpa standar keamanan.
“Kondisi ini berbahaya, bisa memicu kebakaran hingga pencemaran lingkungan. Sumur tua ini memang warisan sejarah, tetapi pengelolaannya harus sesuai aturan,” tegasnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Blora, Keluk Pristiwahana, menyebut sumur tua sudah menjadi bagian dari hidup warga setempat.
“Sejak zaman kakek buyut, orang sini hidup dari minyak. Kami berharap pemerintah memberi solusi agar pengelolaan lebih aman sekaligus menyejahterakan warga,” katanya.