jpnn.com, JAKARTA - Pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut pemerkosaan massal dalam Tragedi Mei 1998 sebagai “hanya rumor” menuai kecaman luas.
Pernyataan itu dianggap menyakitkan bagi penyintas dan mengingkari catatan sejarah kelam bangsa.
Salah satu kritik disampaikan Hendra Setiawan Boen, warga keturunan Tionghoa di Jakarta. Dia menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk penyangkalan sejarah.
“Menyebut pemerkosaan Mei 1998 sebagai rumor adalah bentuk pengingkaran yang tidak bisa diterima,” ujarnya, Kamis (12/6).
Hendra merujuk pada temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan negara pada 1998, yang menyatakan terdapat bukti kuat terjadinya pemerkosaan sistematis terhadap perempuan Tionghoa, dengan sedikitnya 66 kasus terverifikasi di Jakarta.
Dia menyebut pernyataan Fadli bertentangan dengan hasil investigasi resmi negara.
Menurutnya, komentar tersebut melukai upaya panjang pencarian keadilan oleh para penyintas dan keluarga korban selama lebih dari dua dekade.
“Ini mengkhianati perjuangan mereka dan memperparah trauma yang belum pulih,” tambahnya.