jpnn.com - YOGYAKARTA – Pakar kebijakan publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Agustinus Subarsono menanggapi rencana pemerintah menerapkan sistem gaji tunggal atau single salary bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Agustinus Subarsono menilai single salary bagi ASN dapat meningkatkan kesejahteraan dan memperbaiki tata kelola birokrasi.
Agustinus, mengatakan kebijakan ini menyatukan seluruh komponen penghasilan ASN ke dalam satu gaji pokok sehingga sistem penggajian menjadi lebih sederhana dan adil.
"Sistem gaji tunggal menyatukan seluruh komponen gaji yang selama ini terpisah, seperti tunjangan anak, istri, beras dan lainnya ke dalam satu gaji pokok ASN. Ini membuat sistem pemberian gaji lebih sederhana," ujar dia dalam keterangannya di Yogyakarta, Rabu (22/10).
Menurut Agustinus, penerapan sistem gaji tunggal atau single salary system tidak hanya memudahkan pemerintah dalam menghitung anggaran, tetapi juga membantu ASN agar lebih fokus bekerja tanpa harus mencari tambahan pendapatan dari proyek atau kegiatan di luar pekerjaan.
"Kalau sudah ada gaji tunggal, tidak ada lagi honor rapat atau panitia. ASN bisa fokus pada kinerja karena kompensasi sudah menyeluruh," kata dia.
Dari sisi kesejahteraan, Agustinus menilai sistem gaji tunggal akan berdampak pada peningkatan nilai pensiun ASN.
"Besaran uang pensiun selama ini dihitung sekitar 75 persen dari gaji pokok. Jika gaji pokok meningkat karena sistem gaji tunggal, maka persentase tunjangan pensiun juga ikut naik," jelasnya.