jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Rivqy Abdul Halim meminta aparat penegak hukum menindak tegas dan mengusut tuntas komplotan pengoplos liquid petroleum gas (LPG) 3 kilogram.
Dia menyatakan bahwa hal itu perlu dilakukan untuk memberikan efek jera agar kasus serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.
“Tindak tegas dan usut tuntas komplotan pengoplos gas tiga kilogram. Pengoplosan gas yang disubsidi ini sudah berlangsung lama, tetapi terus berulang seakan pelaku tidak takut untuk mengulangi kejahatannya itu,” kata Gus Rivqy, sapaan akrab Rivqy Abdul Halim, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (16/3).
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu menilai pengoplosan LPG 3 kg terjadi karena gas tersebut tersedia banyak dalam waktu yang relatif lama di pangkalan.
Artinya, kata dia, gas tersebut tidak berputar di distributor dan konsumen, yang lantas dibeli pengoplos dengan memindahkan isi LPG 3 kg ke tabung gas 12 kg nonsubsidi dengan cara yang berisiko.
“Perlu dibuat sistem sedemikian rupa agar gas tiga kilogram tidak menumpuk di pangkalan. Penjualan gas pada distributor dan konsumen pun disesuaikan jumlahnya,” ujarnya.
Dia menyebutkan faktor utama gas hasil oplosan 12 kg dijual kepada pengusaha, seperti restoran dan hotel karena kenakalan para pengusaha gas yang melakukan pengoplosan.
Untuk itu, dia menekankan perlunya pengawasan melekat guna menutup celah kecurangan pengoplosan gas oleh pengusaha nakal itu.