jpnn.com - Sebanyak 337 putra-putri terbaik bangsa, penerima program Beasiswa Indonesia Maju (BIM) dan Beasiswa Garuda mendapatkan pembekalan.
Dari jumlah tersebut, 325 peserta akan menjalani studi di luar negeri, sementara 12 lainnya melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dalam negeri. Negara tujuan yang menjadi favorit antara lain Kanada, Australia, Amerika Serikat, dan Singapura. Keberangkatan pertama direncanakan pada Juli 2025, dengan sekitar 50 peserta yang akan lebih dulu memulai studi di Australia.
Sebagian besar peserta memilih program studi di bidang Sains, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM). Pilihan ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam memperkuat kapasitas sumber daya manusia di sektor-sektor strategis demi mewujudkan kemandirian bangsa dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam sambutannya, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie menegaskan, program ini merupakan bentuk nyata negara dalam mencetak talenta unggul yang mampu bersaing di kancah global, sekaligus berkontribusi nyata dalam pembangunan nasional.
“Kami tidak hanya mengirim mahasiswa ke luar negeri, tetapi sedang menyiapkan masa depan Indonesia. Oleh karena itu, Ditjen Saintek memastikan bahwa para penerima beasiswa tidak hanya siap secara akademik, tetapi juga secara mental, sosial, dan budaya,” ujar Wamen Stella saat
pembekalan bagi para penerima BIM Angkatan 4 dan Beasiswa Garuda Gelombang Pertama di Gedung D Kemdiktisaintek, Senin (16/6).
Wamen Stella menambahkan, beasiswa adalah salah satu perjuangan bersama. Beasiswa juga merupakan perjuangan dan harapan Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo, ujarnya, yang mencetuskan Program Sekolah Garuda, karena ingin memberikan akses dan peluang bagi the best and the brightest dari Indonesia. Adanya beasiswa pada hari ini adalah pemikiran dan harapan dari pemimpin bangsa, juga dari guru-guru, orang tua, dan dari seluruh rakyat Indonesia.