jpnn.com, JAKARTA - Diolah dari data Gabungan Industri Otomotif Indonesia (GAIKINDO), penjualan mobil dari merek-merek China mengalami lonjakan.
Berbeda dengan kondisi pasar otomotif Indonesia, kendaraan besutan Tiongkok justru mencatatkan lonjakan luar biasa dalam penjualan dan pangsa pasar.
Disparitas itu menyoroti pergeseran fundamental dalam dinamika pasar dan preferensi konsumen di tanah air.
Data GAIKINDO mencatatkan pada kuartal pertama (Q1) 2025, ketika penjualan mobil nasional mengalami penurunan sebesar 4,7 persen secara tahunan (yoy).
Sementara itu, para produsen mobil Tiongkok justru melaporkan peningkatan penjualan sebesar 153 persen (yoy).
Pertumbuhan luar biasa itu mendorong pangsa pasar mereka mencapai 10 persen di pasar otomotif Indonesia pada Q1 2025, naik tajam dari hanya 3,83 persen setahun sebelumnya.
"Pertumbuhan eksplosif merek-merek China menunjukkan kekontrasan yang tajam terhadap pelemahan kinerja pasar otomotif secara keseluruhan," ungkap pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu kepada Xinhua, di Jakarta.
Pertumbuhan itu sebagian besar didorong oleh penetrasi agresif mereka di segmen kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
.jpeg)