jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Kadin Jakarta Diana Dewi menegaskan DPRD DKI perlu melakukan empat langkah strategis untuk memperkuat perekonomian di ibu kota.
Di mata Diana Dewi, fenomena rombongan jarang beli (rojali), rombongan hanya nanya (rohana), dan rombongan hanya mengelus-elus (rohalus) sebuah produk di pusat perbelanjaan disebabkan oleh faktor pelemahan daya beli, melambatnya ketersediaan lapangan kerja formal serta ketidakpastian global.
Untuk itu dalam pertemuan Kadin DKI Jakarta dengan DRPD DKI di Balai Kota pada Selasa (12/8) yang dikemas dalam acara dengan tajuk Good Morning, Diana Dewi mengusulkan agar pihaknya bisa melakukan MoU yang meliputi empat langkah strategis dengan DPRD DKI untuk menghidupkan kembali transaksi perdagangan secara offline di pasar-pasar legendaris di Jakarta.
"Empat langkah strategis tersebut meliputi, pertama sinkronisasi kebijakan ekonomi, perlindungan UMKM dan keterlibatan pengusaha lokal, kedua relaksasi dan keringanan pajak bagi pelaku UMKM yang omzetnya menurun secara signifikan, termasuk penundaan PBB bagi tempat usaha," ungkap Diana.
Adapun langkah strategis ketiga, lanjut Diana Dewi berupa insentif bagi pencipta lapangan kerja baru, termasuk potongan pajak dan subsidi pelatihan karyawan serta keempat memprioritaskan pengusaha lokal dalam proyek pengadaan barang/jasa di Pemprov maupun di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Empat langkah strategis yang diajukan oleh Kadin DKI pada DPRD DKI lanjut Diana menandakan bahwa Kadin bukan hanya sekadar organisasi pengusaha tetapi juga mitra strategis pemerintah.
Sebagai mitra strategis, Kadin DKI tandas Diana tidak ingin hanya menjadi pendengar tetapi juga menjadi bagian dari pengambil keputusan, penggerak dan pemberi solusi.
Pada kesempatan yang sama, Diana Dewi juga mendorong agar Pemprov DKI dan DPRD DKI Jakarta juga memberi perhatian pada penguatan ekonomi syariah.