jpnn.com, JAKARTA - Direktur Fiskal CELIOS sekaligus Dosen Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Media Wahyudi Askar menilai saat ini Presiden Prabowo Subianto sedang mencoba melakukan reformasi di bidang ekonomi dan keuangan, yakni dengan mencari sektor-sektor mana saja yang bisa dioptimalkan dan efisiensi.
Beberapa kebijakan telah muncul, yaitu kebijakan pemangkasan anggaran, makan bergizi gratis (MBG) dan Danantara.
Dia menuturkan reformasi yang dilakukan Presiden Prabowo begitu terburu-buru dengan tidak melibatkan proses teknokratik yang kuat. Sehingga menyebabkan kebijakan pemangkasan anggaran tersebut kurang tepat sasaran dan berdampak langsung pada masyarakat.
Dalam rapor 100 hari Prabowo-Gibran yang pernah diterbitkan CELIOS pun disebutkan bahwa pemenuhan janji-janji politik dalam 100 hari 74 persen responden menjawab beberapa berhasil, beberapa tidak berhasil.
“Ini artinya perlu ada peninjauan kembali terhadap kebijakan yang diambil Prabowo-Gibran,” ujar Media dalam keterangannya.
“Sebanyak 31 persen responden menjawab sektor ekonomi merupakan sektor yang paling belum di intervensi oleh kebijakan. Kondisi ini berkaitan dengan pelemahan daya beli masyarakat, maraknya PHKdi sektor padat karya, dan kekhawatiran adanya risiko global seperti perang dagang yang menurunkan potensi pertumbuhan ekonomi” tambah Media.
Di saat yang sama Presiden mengatakan dana hasil pemangkasan tersebut digeser untuk mendukung MBG.
Media mengatakan pemerintah tidak perlu memberikan makan bergizi gratis ini kepada seluruh anak di tanah air.